Program Citarum Repair mengadakan Grand Opening untuk membuka peluang kolaborasi dalam menerapkan sistem pengelolaan sampah berkelanjutan di Sungai Citarum.
Program Citarum Repair telah beraksi selama 3 tahun untuk membantu mengatasi masalah sampah di Sungai Citarum. Di tahun ini, aksi tersebut tetap dilanjutkan untuk memberikan dampak yang luas dan bermakna. Seperti apa rencana aksi Citarum Repair di tahun ini? Simak selengkapnya di sini!
Sampah Laut dan Sungai
Indonesia punya target pengurangan sampah laut sebanyak 70% di tahun 2025. Target ini dibuat untuk merespon gentingnya dampak pencemaran sampah ke laut, khususnya sampah plastik. Di tahun 2022, pemerintah memproyeksikan dapat mengurangi sampah laut sebanyak 38.5%.
Lantas, apakah target tersebut benar-benar tercapai? Sayangnya, saat ini belum ada laporan capaian pengurangan sampah laut di tahun 2022. Jika tercapai, laut tetap membutuhkan solusi yang lebih berdampak yang bisa dicapai dalam kurun waktu 2 tahun. Kenapa begitu? Karena target tahun lalu baru mencakup 50% dari keseluruhan target di 2025.
Jika secara angka saja kita tidak mampu mencapai target, tentunya kita tidak pantas berharap ekosistem laut benar-benar pulih dari pencemaran sampah. Akibatnya, sumber makanan manusia yang berasal dari laut akan terkontaminasi mikroplastik yang berbahaya bagi kesehatan. Terumbu karang rusak. Akhirnya, kematian massal binatang laut akan semakin sering terjadi.
Oleh karena itu, kita harus menutup jalur masuk sampah dari daratan yaitu sungai dan kawasan pesisir. Selama ini, sampah daratan yang masuk ke laut bisa mencapai 0.27-0.59 ton.
Upaya Citarum Repair Stop Sampah dari Sungai
Untuk mengurai benang kusut permasalahan sampah laut, program Citarum Repair (CR) sudah menerapkan sistem pengelolaan sampah berkelanjutan di kawasan Sungai Citarum. Sistem ini telah dijalankan selama 3 tahun dan mampu mengelola 1.2 ton sampah per harinya agar tidak berakhir di laut.
Sistem pengelolaan sampah yang diterapkan dimulai dari mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah. Edukasi punya tujuan untuk mengurangi timbulan sampah yang dihasilkan lewat perubahan perilaku. CR juga menyediakan teknologi pengumpulan sampah sungai yaitu conveyor dan trashboom. Pengembangan teknologi ini dikerjakan bersama River Recycle.
Sampah yang diangkut dari sungai tidak lupa dipilah dan di daur ulang. Pemilahan dilakukan dengan memberdayakan komunitas lokal yaitu Bening Saguling Foundation. Sampah yang terpilah yang masih bisa didaur ulang selanjutnya akan didaur ulang oleh teman-teman Waste4Change.
Proses panjang pengelolaan sampah ini melibatkan kolaborasi banyak pihak seperti yang disebutkan sebelumnya. Kolaborasi ini meringankan beban masalah karena ditanggung bersama. Baiknya lagi, keberlanjutan aksi bisa lebih terjamin sehingga dampak yang diberikan lebih besar.
Langkah Citarum Repair di 2023
Di tahun 2023, Citarum Repair ingin memberikan dampak yang jauh lebih besar lagi. Jadi, kami ingin memperkenalkan inisiatif ini ke masyarakat luas dan melibatkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mendukung pelaksanaan program. Kami akan mengadakan Grand Opening yang akan diselenggarakan pada Sabtu, 25 Februari 2023 di Bening Saguling Foundation, Desa Cihampelas, Bandung Barat.
Grand Opening ini kami lakukan untuk membuka peluang kolaborasi yang lebih besar. Kolaborasi akan jadi bensin penggerak inisiatif ini agar mencapai misinya yaitu:
- Mengelola 10 ton sampah per hari
- Membuka lapangan pekerjaan di bidang penanganan sampah
- Mengurangi sampah laut
- Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang sampah laut baik secara umum maupun khusus
Grand Opening ini jadi langkah lanjutan dari inisiatif kami yang telah berjalan. Program Citarum Repair juga membawa misi Greeneration Foundation untuk menerapkan konsumsi dan produksi yang berkelanjutan di kawasan Sungai Citarum.