Beranda
Publikasi
Green Info
Hujan Hari Ini Bawa Berkah… dan Plastik. Loh Kok Bisa?

Hujan Hari Ini Bawa Berkah… dan Plastik. Loh Kok Bisa?

Green Info

31 Oktober 2025

Fitria Budiyanti

Banner

Belakangan ini, warga Jakarta dikejutkan oleh temuan mengejutkan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dalam hasil penelitiannya, BRIN menemukan bahwa air hujan di Jakarta mengandung mikroplastik. Ya, hujan yang biasanya identik dengan kesegaran dan kehidupan kini ternyata juga membawa partikel plastik berukuran sangat kecil yang bisa berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

Apa Itu Hujan Mikroplastik?

Hujan mikroplastik adalah peristiwa turunnya partikel-partikel plastik yang berukuran sangat kecil, yakni kurang dari 5 milimeter yang turunnya bersamaan dengan air hujan. Fenomena ini bukan hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga telah terdeteksi di berbagai negara di dunia.

Hal ini kemungkinan terjadi karena, mikroplastik bisa berasal dari banyak sumber. Mulai dari serpihan ban kendaraan, debu jalanan, serat kain sintetis dari pakaian yang dicuci, hingga asap dari pembakaran sampah plastik. Partikel-partikel plastik ini begitu ringan sehingga dapat terangkat ke atmosfer dan terbawa angin dalam jarak jauh. Saat uap air menempel pada partikel plastik tersebut dan membentuk awan, di situlah proses “hujan mikroplastik” dimulai. Ketika awan jenuh, air hujan yang turun membawa serta mikroplastik kembali ke permukaan bumi.

Bagaimana Proses Hujan Mikroplastik Terjadi?

Fenomena hujan mikroplastik berlangsung melalui beberapa tahapan:

1. Sumber mikroplastik:

Mikroplastik muncul dari aktivitas manusia, seperti abrasi ban kendaraan, pakaian berbahan sintetis, atau pembakaran sampah plastik.

2. Terangkat ke udara:

Karena ukurannya kecil dan ringan, partikel plastik ini bisa terangkat ke atmosfer oleh angin.

3. Pembentukan awan:

Di atmosfer, partikel plastik bertindak sebagai inti kondensasi. Artinya, uap air menempel pada mikroplastik dan membentuk tetesan air yang menjadi awan.

4. Turun bersama hujan:

Saat awan jenuh, hujan yang turun membawa partikel mikroplastik itu kembali ke bumi dan turun ke tanah, air, bahkan ke laut.

Fenomena ini menunjukkan bahwa siklus air kini juga menjadi “siklus plastik”, di mana polusi plastik tidak lagi hanya mencemari darat dan laut, tetapi juga udara yang kita hirup setiap hari.

Dampak Hujan Mikroplastik bagi Manusia dan Lingkungan

Penelitian BRIN mencatat bahwa hujan mikroplastik bukan sekadar fenomena unik, tetapi juga ancaman nyata bagi kesehatan dan ekosistem. Berikut beberapa dampak yang perlu diwaspadai:

Dampak bagi kesehatan manusia

Mikroplastik yang terbawa air hujan bisa mencemari sumber air minum dan makanan. Partikel ini juga dapat terhirup atau masuk ke dalam tubuh melalui kulit. Beberapa studi menyebutkan paparan mikroplastik dapat menyebabkan peradangan saluran pernapasan, gangguan hormon, hingga peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.

Kerusakan ekosistem

Di alam, mikroplastik yang jatuh ke tanah dan perairan dapat mencemari lingkungan. Di laut, partikel ini bisa menggantikan peran fitoplankton dan zooplankton yang mengganggu rantai makanan laut, serta membahayakan biota laut.

Gangguan terhadap iklim

Mikroplastik di atmosfer juga berpotensi mempengaruhi pembentukan awan dan pola cuaca. BRIN menyebut bahwa partikel plastik dapat memicu pembentukan kristal es pada suhu lebih hangat, yang bisa mempengaruhi pola curah hujan dan memperburuk ketidakstabilan iklim.

Langkah Menghadapi Fenomena Hujan Mikroplastik

Fenomena ini menjadi peringatan penting bahwa polusi plastik telah menyentuh setiap lapisan kehidupan kita, bahkan hingga langit yang menurunkan hujan. Namun, masih ada cara untuk mengatasinya.

Menurut BRIN, beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

  • Kurangi penggunaan plastik sekali pakai dan beralih ke barang guna ulang seperti botol minum, tas kain, atau wadah makanan stainless.
  • Kelola sampah dengan bijak, hindari pembakaran sampah plastik, dan dukung sistem daur ulang di lingkunganmu.
  • Batasi penggunaan bahan sintetis, seperti polyester, serta gunakan filter mikro pada mesin cuci untuk mengurangi pelepasan serat mikroplastik.

Kesimpulan: Saatnya Bertindak Bukan Hanya Kaget!

Hujan seharusnya membawa kehidupan, bukan mikroplastik. Temuan ini menjadi pengingat bahwa setiap plastik yang kita buang bisa kembali kepada kita dalam bentuk yang tak terlihat melalui udara, air, bahkan makanan.

Kini, Hujan tidak lagi sekedar berkah, tetapi juga peringatan untuk bertindak. Kurangi plastikmu, ubah kebiasaanmu, dan selamatkan masa depan bumi bersama.

Follow Kita di Google NewsGoogle News

Referensi

https://news.detik.com/berita/d-8168382/apa-itu-mikroplastik-yang-disebut-brin-ada-dalam-air-hujan-jakarta

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20251018124559-199-1285927/cara-mikroplastik-bisa-ada-di-dalam-air-hujan-yang-jatuh-dari-langit

https://www.brin.go.id/news/125226/air-hujan-jakarta-mengandung-mikroplastik-brin-ingatkan-bahaya-polusi-dari-langit

Flag

Bagikan Artikel Ini

Postingan Terkait

  • Thumbnail

    Climate Quitting: Pilih Resign Dari Pada Rusak Lingkungan

    Baca Selengkapnya
  • Thumbnail

    Generasi Peduli Lingkungan: Inspirasi dari Para Pemuda untuk Bumi yang Lebih Bersih

    Baca Selengkapnya
  • Thumbnail

    Alternatif Sehat dan Ramah Lingkungan Pengganti Bakar Sampah

    Baca Selengkapnya

Ingin Terus Mendapatkan Informasi Terbaru Kami? Berlangganan Sekarang

Dengan berlangganan kamu telah menyetujui Kebijakan Privasi yang berlaku.