Green Info
4 November 2023
Aviaska Wienda Saraswati

Ekonomi sirkular jadi salah satu senjata negara ASEAN untuk menyelaraskan tujuan pembangunan ekonomi dan menjaga keberlanjutan lingkungan. Transisi ini bertujuan untuk mengurangi emisi GRK.
Dunia sedang berupaya untuk bertransisi ke ekonomi sirkular untuk mendukung keberlanjutan lingkungan sembari tetap mengembangkan perekonomian. Negara-negara di ASEAN juga berupaya bertransisi ke ekonomi sirkular. Seperti apa upayanya? Cek faktanya di sini ya!

Banjir Melanda Singapura (Tribun Batam)
Negara-negara anggota ASEAN tidak ada yang luput dari permasalahan lingkungan. Masalah yang melanda seluruh dunia ini mengakibatkan berbagai fenomena iklim seperti cuaca ekstrem, kerusakan ekosistem, pencemaran, kebakaran, banjir, badai, dan kenaikan suhu.
Faktor yang memperburuk kerusakan yang terjadi adalah semakin bertambahnya emisi gas rumah kaca (GRK) yang mempercepat perubahan iklim. Emisi GRK di ASEAN diprediksi akan meningkat sebanyak 34-47% pada periode 2017-2040. Penyumbang emisi terbesar di ASEAN berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. Jumlahnya mencapai (1,485 MtCO2). Selain itu, deforestasi dan eksploitasi lahan besar-besaran di Indonesia juga semakin menambah catatan buruk emisi ASEAN. Kedua hal tersebut terjadi karena kita tidak menerapkan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.

Infografis Ekonomi Sirkular (UNCTAD)
Untuk menanamkan keberlanjutan dalam aktivitas konsumsi dan produksi, negara anggota ASEAN sepakat untuk bertransisi dari sistem ekonomi linier ke sirkular. Ekonomi sirkular adalah Ekonomi sirkular adalah sebuah sistem ekonomi yang berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan mempertahankan nilai produk, bahan, dan sumber daya dalam perekonomian selama mungkin. Tujuannya adalah mengurangi kerusakan sosial dan lingkungan yang disebabkan oleh pendekatan ekonomi linear. Kegiatan perekonomian ekonomi sirkular fokus pada mengurangi konsumsi bahan baku baru, mempertahankan siklus pemakaian produk (Memperbaiki, menggunakan kembali, mengisi ulang dan daur ulang), dan mengurangi potensi limbah dari aktivitas konsumsi dan produksi.
ASEAN telah mengadopsi konsep ekonomi sirkular sejak tahun 2021. Konsep ini disetujui untuk dikembangkan dan diterapkan pada saat terselenggaranya ASEAN Economic Community (AEC) Council Meeting yang ke-20. Untuk mendukung transisi ini, ada 5 strategi utama yang akan dilaksanakan:

Untuk mensinergikan penerapan ekonomi sirkular di ASEAN, Kedutaan Besar Finlandia dan Business Finland (Team Finland), ASEAN Secretariat, Finnish Innovation Fund, Sitra & WCEF, Kementerian PPN/ Bappenas berkolaborasi dengan Greeneration Foundation dan Indonesia Circular Economy Forum untuk menyelenggarakan ASEAN Circular Economy Forum (ACEF) 2023. Kegiatan ini juga bekerja sama dengan European Union, the EU-funded Enhanced Regional EU-ASEAN Dialogue Instrument (E-READI), dan ASEAN Circular Economy Stakeholder Platform (ACESP).
ACEF akan diselenggarakan di Hotel Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta pada tanggal 8-9 November 2023. Berbagai bahasan menarik terkait ekonomi sirkular seperti kebijakan, model bisnis, finansial, best practice akan menambah wawasan tentang keberlanjutan lingkungan di masa depan. Pembahasan akan berfokus pada sudut pandang ekonomi sirkular sebagai metode untuk mencapai target karbon-netral dari ASEAN.
Buat kamu yang tertarik untuk ikut forum ini, nantikan informasi pendaftarannya di media sosial Instagram Greeneration Foundation (@greeneration.id). Selain informasi pendaftaran, kami juga akan merilis seluruh pembicara ahli yang akan berbagi ilmu dengan kita semua. Kami tunggu kehadiran kamu!
