Beranda
Publikasi
Green Info
Sunyi di Mahakam: Saat Suara Pesut Perlahan Tenggelam

Sunyi di Mahakam: Saat Suara Pesut Perlahan Tenggelam

Green Info

30 Oktober 2025

Fitria Budiyanti

Banner

Di tengah arus sungai yang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat setempat, kisah pesut menjadi simbol bagaimana alam perlahan kehilangan suaranya karena ulah manusia. Kini sunyi di Sungai Mahakam bukan tentang air yang tenang, tapi tentang suara Pesut Mahakam yakni si lumba-lumba air tawar khas Kalimantan kini perlahan tenggelam menuju kepunahan.

Mengenal Pesut Mahakam, Lumba-Lumba Endemik dari Kalimantan

Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) adalah mamalia air tawar endemik Indonesia yang hanya dapat ditemukan di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Hewan ini tergolong unik karena merupakan satu dari sedikit lumba-lumba di dunia yang hidup di sungai, bukan di laut.

Pesut dewasa memiliki panjang tubuh hingga 2,8 meter dan berat mencapai 130 kilogram. Bayi pesut yang baru lahir berukuran sekitar 90–100 centimeter dengan berat sekitar 10–12 kilogram. Tubuhnya berwarna abu-abu keputihan, dengan kepala bulat tanpa moncong panjang seperti lumba-lumba laut.

Makanan utama pesut adalah ikan kecil dan udang, yang biasanya banyak ditemukan di perairan Sungai Mahakam. Namun, kini habitat pesut makin menyempit. Mereka lebih sering terlihat di anak-anak sungai seperti Sungai Belayan, Kedang Rantau, Sungai Pela, Danau Semayang–Melintang, dan Kedang Pahu.

Tinggal 62 Ekor di Dunia

Menurut data terbaru dari Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), populasi Pesut Mahakam kini hanya tersisa sekitar 62 ekor di dunia dan semuanya hidup di Indonesia.

Angka ini menjadikan Pesut Mahakam sebagai spesies yang sangat terancam punah (critically endangered) menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature). Jika tidak ada tindakan nyata, bukan tidak mungkin pesut akan benar-benar hilang dari Sungai Mahakam dalam waktu dekat.

Populasi Pesut Terus Menurun?

Ada beberapa faktor utama yang menyebabkan populasi Pesut Mahakam terus menurun drastis:

1. Hilangnya habitat alami

Perubahan tata guna lahan, aktivitas pertambangan, dan pembangunan di sekitar sungai mengakibatkan rusaknya habitat pesut.

2. Pencemaran sungai

Limbah rumah tangga dan industri yang mengalir ke Mahakam mencemari air dan mengganggu kehidupan ikan, sumber makanan utama pesut.

3. Kematian akibat jaring nelayan

Banyak pesut yang mati terperangkap dalam jaring ikan (terutama jaring rengge), karena mereka sulit melepaskan diri ketika tersangkut.

4. Polusi suara dari kapal dan tongkang

Aktivitas transportasi sungai yang padat menyebabkan kebisingan yang mengganggu sistem sonar pesut, membuat mereka sulit berkomunikasi dan bernavigasi.

5. Berkurangnya sumber makanan

Penangkapan ikan berlebihan menyebabkan populasi ikan kecil dan udang yang merupakan makanan utama pesut kini terus berkurang.

Langkah Nyata Menyelamatkan Pesut Mahakam

Meski kondisinya mengkhawatirkan, harapan untuk menyelamatkan Pesut Mahakam masih terbuka. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan bersama:

Kurangi pencemaran sungai

Hindari membuang sampah dan limbah ke sungai. Dorong penerapan sistem pengelolaan limbah yang lebih baik agar air Sungai Mahakam tetap bersih.

Atur aktivitas manusia di habitat pesut

Batasi jalur lalu lintas kapal besar agar tidak melewati area habitat vital pesut, dan hentikan praktik penangkapan ikan berbahaya seperti penggunaan setrum atau bom.

Cegah pendangkalan sungai

Tanam pohon di tepi sungai dan lakukan penghijauan untuk mengurangi erosi yang membuat dasar sungai dangkal.

Tingkatkan edukasi dan keterlibatan masyarakat

Edukasi lingkungan bagi masyarakat, terutama generasi muda, penting untuk menumbuhkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap kelestarian pesut.

Tegakkan hukum dengan tegas

Tindak pelaku pencemaran dan praktik perikanan ilegal yang merusak habitat Pesut Mahakam.

Pesut Mahakam, Cermin Keseimbangan Alam

Pesut Mahakam bukan sekadar hewan lucu atau ikon Kalimantan Timur. Ia adalah cermin keseimbangan ekosistem Sungai Mahakam. Saat pesut terancam punah, itu tanda bahwa sungai dan alam disekitarnya juga sedang sakit.

Kini, tinggal 62 ekor Pesut Mahakam yang menjadi saksi terakhir dari kisah panjang Sungai Mahakam. Apakah kita akan membiarkan mereka hilang, atau justru berbuat sesuatu sebelum terlambat?

Sunyi di Mahakam tak harus berarti kehilangan. Saatnya bertindak, menjaga suara kehidupan sebelum benar-benar lenyap.

Follow Kita di Google NewsGoogle News

Referensi

https://interaktif.tempo.co/elnino/habitat-pesut-mahakam-terdampak-el-nino

Kemenlh.go.id

https://www.detik.com/kalimantan/kalimantan-lestari/d-7825651/mengenal-pesut-mahakam-lumba-lumba-kalimantan-yang-terancam-punah#:~:text=mulai%20mengalami%20pendangkalan.-,Jumlah%20Menyusut%20dan%20Terancam%20Punah,supaya%20pesut%20mahakam%20tidak%20punah.

Flag

Bagikan Artikel Ini

Postingan Terkait

  • Thumbnail

    Greenwashing: Tipu Muslihat Produsen

    Baca Selengkapnya
  • Thumbnail

    Paus Bisa Menyerap Karbon? Kok Bisa?

    Baca Selengkapnya
  • Thumbnail

    UMKM Memajukan Pertumbuhan Ekonomi Hijau

    Baca Selengkapnya

Ingin Terus Mendapatkan Informasi Terbaru Kami? Berlangganan Sekarang

Dengan berlangganan kamu telah menyetujui Kebijakan Privasi yang berlaku.