Green Info
30 Januari 2025
Muhamad Syafiq Gusmalianto (Green Contribute)

Siapa yang tidak kenal dengan istilah perubahan iklim? Rasanya, semua orang di seluruh penjuru dunia sudah sering mendengarnya. Namun, apakah sebenarnya kita semua sudah paham mengenai perubahan iklim dan mengapa hal ini penting untuk diketahui lebih dalam.
Perubahan iklim adalah fenomena yang tidak bisa dianggap remeh. Bayangkan, jika bumi yang kita tempati seperti rumah yang memiliki AC namun rusak sehingga tidak berfungsi dengan baik, pasti panas banget kan! Nah, hal itu juga serupa dengan aktivitas manusia yang memakai bahan bakar fosil (minyak, gas, batu bara) secara berlebihan sehingga bumi mengalami peningkatan suhu secara drastis dan signifikan.
Panasnya suhu bumi dapat membuat kutub mencair, naiknya permukaan air laut, hingga cuaca dan iklim yang tidak menentu. Jika hal tersebut semakin dibiarkan tanpa ada aksi dan upaya nyata yang dilakukan dapat membuat bumi yang kita tempati menjadi tidak nyaman dihuni.
Pembahasan mengenai perubahan iklim semakin relevan dikarenakan sudah banyak tanda-tanda alam yang kita rasakan. Mulai dari terjadinya gelombang panas, terbakarnya hutan, hingga berbagai spesies hewan yang semakin sulit kita temui, bahkan untuk beberapa hewan yang sudah punah atau langka hanya dapat kita lihat di museum. Hal ini berarti perubahan iklim bukan hanya sekedar teori tetapi sudah terjadi di depan mata dan kita harus segera bertindak secara bersama-sama.
Sekarang, coba kita pikir kembali. Apakah kita, sebagai penghuni bumi hanya ingin berdiam diri dan berharap masalah ini dapat terselesaikan dengan sendirinya? Tentu tidak bukan? Oleh karena itu, perlu kerjasama multipihak mulai dari pemerintah, perusahaan, hingga setiap individu juga berperan untuk mengurangi panas bumi yang semakin meningkat.
Perubahan iklim secara ilmiah disebabkan karena efek rumah kaca. Tentunya berbeda dengan rumah kaca yang berisi tanaman hias ya. Ini merupakan efek ketika gas seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4) menumpuk di atmosfer dan membentuk lapisan yang menjebak panas matahari di bumi, sehingga panas yang seharusnya keluar tetapi malah berbalik atau dipantulkan kembali ke bumi. Akibatnya, bumi semakin panas seperti yang kita rasakan saat ini.
Saat ini, suhu rata-rata global naik 1,1 derajat Celcius sejak era pra-industri. Meskipun hanya 1 derajat tetapi punya efek yang signifikan untuk kehidupan di bumi dan bisa membuat bencana alam lebih sering muncul seperti banjir, kebakaran hutan, hingga badai ekstrim. Ditambah lagi, permukaan air laut terus naik dikarenakan es di kutub mulai mencair. Jika hal ini terjadi secara terus-menerus, tidak hanya rumah yang bisa tenggelam, bahkan satu kota juga bisa tenggelam!
Pemerintah, punya andil yang besar dalam penanggulangan perubahan iklim. Salah satunya dengan adanya Perjanjian Paris (Paris Agreement) yang merupakan kesepakatan dari berbagai negara untuk meredam kenaikan suhu global agar suhu bumi tidak lebih dari 2° C. Bahkan, diupayakan untuk tidak melebihi dari 1,5° C.
Kebijakan lokal juga tidak kalah penting, seperti di Indonesia yang memiliki target pengurangan emisi karbon sebesar 29% pada 2030 atau 41% jika mendapat bantuan dari negara lain. Berbagai program yang mengarah pada keberlanjutan seperti penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) dan pengurangan deforestasi menjadi tumpuan untuk membuat suhu bumi tidak meningkat secara drastis. Tentunya, hal ini tidak lepas juga dari peran masyarakat atau individu sehingga kita semua juga harus berperan.
Selain pemerintah, sektor swasta atau perusahaan-perusahaan besar juga tidak bisa tinggal diam. Mereka punya tanggung jawab yang besar, terutama perusahaan yang berkontribusi menghasilkan polusi, seperti industri energi dan manufaktur.
Tapi, tenang. Banyak juga kok perusahaan yang sudah mulai sadar dan berkomitmen untuk jadi lebih ramah lingkungan. Mereka mulai berinvestasi di green technology, seperti energi surya, tenaga angin, sampai teknologi hidrogen. Contohnya Tesla yang mendorong pembuatan mobil listrik, atau Google yang mulai menggunakan energi terbarukan untuk kebutuhan server-servernya yang super banyak itu. Keren kan? Selain membantu mengurangi emisi karbon, mereka juga bisa jadi contoh untuk perusahaan lain agar tidak hanya mengejar keuntungan tetapi juga bijak dalam memberi dampak bagi lingkungan.
Setelah membahas pemerintah dan perusahaan, saatnya kita semua sebagai individu bertindak untuk bumi yang lebih lestari. Pentingnya kesadaran sebagai dapat memberikan dampak positif yang dihasilkan. Bayangkan jika seorang individu membawa wadah ketika berbelanja atau jajan makanan tetapi ada ribuan bahkan jutaan orang lain yang juga melakukan hal yang sama, bisa menimbulkan dampak positif untuk mengurangi plastik sekali pakai.
Selain itu, ada banyak hal kecil yang bisa kita lakukan untuk membantu meredam perubahan iklim. Mulai dari hal sederhana seperti hemat listrik, pakai transportasi umum, hingga mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, atau bisa juga mulai beralih ke diet plant-based yakni makan lebih banyak sayuran dan mengurangi konsumsi daging. Hal ini dikarenakan industri peternakan menjadi salah satu penyumbang emisi karbon yang besar. Sehingga, dengan mengurangi konsumsi daging, kita ikut andil untuk menyelamatkan bumi. Ditambah lagi, kita juga bisa mendapatkan badan yang lebih sehat.
Kemudian, pendidikan tentang perubahan iklim juga sangat penting. Kita harus terus kasih tahu teman-teman, keluarga, atau siapa pun di sekitar kita tentang bahaya perubahan iklim dan upaya kita untuk bisa membantu pengurangan perubahan iklim. Yuk, jangan biarkan masalah ini hanya menjadi pembicaraan di kelas atau seminar saja, tetapi juga bawa ke kehidupan sehari-hari. Edukasi itu powerful!
Perubahan iklim bukan masalah yang bisa kita anggap sepele. Ini adalah masalah nyata yang butuh kerjasama dari semua pihak mulai dari pemerintah, perusahaan, dan kita sendiri sebagai individu. Kalau kita semua mau ikut andil dalam mengatasi perubahan iklim, masa depan bumi bisa jadi lebih cerah. Jangan tunggu sampai kita kehabisan waktu, karena saat bumi makin panas, kita bakal makin sulit buat bertahan.
Mari kita semua lebih peduli, tidak perlu menunggu yang lain untuk bertindak lebih dahulu. Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal kecil. Bukan hanya ucapan saja tetapi juga harus dilaksanakan. Ingat, bumi kita, tanggung jawab kita juga. Yuk, beraksi buat masa depan yang lebih baik!
PBB Indonesia: https://indonesia.un.org/id/172909-apa-itu-perubahan-iklim
Gramedia Literasi: https://www.gramedia.com/literasi/perubahan-iklim-global
Indonesia Baik: https://indonesiabaik.id/infografis/mengenal-perubahan-iklim-faktor-dan-dampaknya
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mamuju: https://dlhk.mamujukab.go.id/berita-5193-apa-itu-perubahan-iklim-penyebab-dampak-perubahan-iklim.html
BMKG: https://www.bmkg.go.id/berita/?lang=ID&p=perubahan-iklim-mengancam-kehidupan-global&tag=berita-utama
Perpustakaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan: https://perpustakaan.menlhk.go.id/pustaka/images/docs/7_yanto.pdf
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan: https://kcpi.ditjenppi.org/info/mengenai-perubahan-iklim
PBB Indonesia: https://indonesia.un.org/id/175273-penyebab-dan-dampak-perubahan-iklim
“Perubahan Iklim: Isu Global dan Tantangan Nasional” oleh Dwi Susanto
“Climate Change: A Very Short Introduction” oleh Mark Maslin
“The Climate Crisis: An Introductory Guide to Climate Change” oleh David Archer dan Stefan Rahmstorf
“This Changes Everything: Capitalism vs. The Climate” oleh Naomi Klein
“The Sixth Extinction: An Unnatural History” oleh Elizabeth Kolbert
“The Uninhabitable Earth: Life After Warming” oleh David Wallace-Wells
“Global Warming: The Complete Briefing” oleh John Houghton
“Our House is on Fire: Greta Thunberg’s Call to Action” oleh Malena Ernman, Svante Thunberg, dan Beata Ernman
